Lainnya

Karena Jilbab, 30,000 tentara Romawi tewas Dan lainnya Menjadi Semacam Tawanan


Kultwitt : K.H Hafidz Abdrurrahman

1- Istilah “Hijab” telah mengalami metamorfosis.

2- Dari konotasi tabir (penutup), bahkan purdah, “Hijab” kini populer dg konotasi pakaian Muslimah yg menutup aurat.

3- aka, ada istilah “Hijabers” untuk komunitas pemakai “Hijab”.

4- Karena model dan bentuknya beragam, maka ada lagi istilah “Hijab Syar’i”.

5- Dengan konotasi pakaian Muslimah yang memenuhi kriteria syara’. Karena ada hijab yang tidak syar'i.

6- Bagi kaum hawa, seluruh tubuh wanita adalah aurat. Bahkan Nabi saw. bersabda, “Wanita itu aurat."

7- "Ketika dia keluar (dari rumahnya), maka syaitan pun mengagungkannya.” (Hr. At-Tirmidzi)

8- Nabi menyebutnya dengan “aurat”, karena wanita merupakan kehormatan (kemuliaan) yang harus dijaga.

9- Jika ia dilepas keluar, maka ia akan digunakan syaitan sebagai perangkapnya untuk memerangkap lawan jenisnya.

10- Begitu luar biasa Islam menempatkan perempuan. Ia ditempatkan pada kedudukan yg terhormat, dan betul-betul dimuliakan.

11- Sampai-sampai ketika seseorang terbunuh, karena membela kehormatannya (wanita) pun dinyatakan mati syahid.

12- Nabi bersabda, “Siapa saja yang terbunuh, karena membela kehormatannya, maka dia mati syahid.” (Hr. At-Tirmidzi)

13- Karena itu, Islam pun menggariskan, bahwa kehormatan tersebut harus dijaga dan dilindungi.

14- Karena itu, Islam pun menggariskan, bahwa kehormatan tersebut harus dijaga dan dilindungi.

15- Baik oleh pemilik kehormatan itu sendiri, keluarga, masyarakat maupun Negara

16- Islam kemudian mewajibkan kaum perempuan menutup auratnya, dari ujung rambut hingga kakinya.

17- kecuali, wajah dan kedua telapak tangannya. Menutup dengan kain yang memang layak menjadi penutup

18- Penutup yang bisa menutupi kulitnya dari pandangan lawan jenisnya. Itulah yang disebut Satru al-aurat.

19- Maka, ketika Asma’ binti Abu Bakar masuk ke rumah Nabi saw. dengan pakaian tipis, baginda saw. membuang pandangannya.

20- Lalu Nabi saw.menasihati Asma’, “Wahai Asma’, jika wanita itu sudah haid (dewasa), maka tidak boleh nampak darinya.."

21- Kecuali ini dan ini, sambil menunjuk ke arah wajah dan telapak tangan Nabi.” (Hr. Abu Dawud)

22- Sikap Nabi membuang pandangan membuktikan, bahwa menutup aurat bukan sekedar berpakaian.

23- Tetapi pakaian yang bisa menutupi warna kulit. Pakaian yang tidak tembus pandang.

24- Jika tidak, maka meski berpakaian, tetapi aurat yang menjadi kehormatannya tetap saja tidak terlindungi.

25- Islam tidak saja menjaga dan melindungi kehormatan wanita dengan mewajibkannya menutup seluruh auratnya.

26- Tetapi juga melarangnya untuk berpakain yg bisa menarik perhatian lawan jenis. Meski, seluruh auratnya sudah tertutup.

27- Allah berfirman, “Dan hendaknya perempuan2 itu tdk melakukan tabarruj seperti yang dilakukan orang2 Jahiliyah dulu.”

28- Itulah titah Allah dlm Q.s. al-Ahzab: 33. Tegas, tdk boleh melakukan tabarruj. Berdandan menarik perhatian lawan jenis.

29- Di masa Jahiliyah, kaum hawa memakai gelang kaki, ketika mrk berjalan sambil menjejakkan kakinya ke tanah.

30- Agar terdengar suara gelang kakinya. Tujuannya untuk menarik kaum lawan jenisnya.

Bersambung....

Baca lanjutan:  Karena Jilbab,  30,000 tentara Romawi tewas Dan lainnya Menjadi Semacam Tawanan Bag 2


Silakan Copy Artikel yang ada di sini, tapi cantumkan sumbernya http://akhwatmuslimahindonesia.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel